Tana Toraja, Tradisi Kuburan Di Atas Tebing – Terlindung aman di bagian luar gunung tinggi & tebing bebatuan granit, inilah rumah dimana warga Toraja tinggal. Di salah satu spot terindah di Indonesia dengan lembahnya yang menghijau, terasering sawahnya yang terhampar & perkebunan kopi di antara aliran sungai yang membelah lebatnya hutan. Yang lebih memikat lagi adalah adanya daya magis di dalam budaya megalitiknya yang memukau.
Pesona Toraja juga menyeruak dengan banyaknya tengkorak manusia yang sebelumnya telah dibubuhi ritus adat kematian tanpa ada bandingannya dengan menggunakan pengorbanan puluhan kerbau & babi. Bahkan, berkat kayanya budaya Toraja, pada tahun 2004 silam Tana Toraja dimasukkan ke dalam daftar sementara warisan budaya dunia versi UNESCO (Inscription World Heritage – C1038). Di Tana Toraja, tradisi kuburuan di atas tebing bisa Anda lihat sendiri, makam yang dipahat pada tebing cadas Lemo, makam-makam goa purba di Londa dan menhir di Rante Karassik serta perkampungan Kete Kesu yang unik. Semuanya terpeliharanya di dalam bingkai adat budaya karena warganya sangat menghormati para leluhur dengan tetap menjaga area pekuburan para leluhur.
Masyarakat Toraja meyakini bahwa leluhur mereka diturunkan dari langit & tinggal di tanah yang sangat subur di Toraja. Untuk dapat menjaga kekuatan tanah & rakyatnya, keturunan mereka diharuskan menggelar ritual perayaan untuk mereka yang hidup & yang telah mati. Bagi warga Toraja kehidupannya dengan ketat di pisahkan dari upacara kematian. Upacara atau ritual kematian bisa berlangsung selama berhari-hari dengan melibatkan seluruh warga desa. Bukan hanya saat berkabung saja, namun juga untuk acara hiburan & kekerabatan.
Tidak sedikit orang yang mengidentikkan ritual orang Toraja ini dengan mahalnya nilai hewan-hewan yang disembelih. Namun, Anda harus melihatnya dari berbagai sudut pandang, misalnya dari sisi adat, warisan budaya, pariwisata & lainnya. Ritual ini masih dipertahankan untuk dapat mengurangi kesenjangan antara warga yang miskin, menengah & kaya. Saat penguburan seseorang tidak dilakukan segera karena masalah biaya maka akan ditunda dulu selama beberapa bulan bahkan terkadang bertahun-tahun dengan cara menyimpan mayatnya di sebuah rumah khusus sampai waktu yang tepat & tersedianya dana. Upacara adat kematian diadakan sesudah musim panen selesai, biasanya antara bulan Juli & September. Sementara itu upacara kehidupan digelar ketika musim tanam pada bulan Oktober. Baca juga: Daftar Objek Wisata Terbaik Di Makassar.
Ada berbagai dialek yang digunakan di wilayah Toraja, tergantung dari sistem kekerabatan masyarakatnya. Satu area tertentu bisa dihuni oleh satu marga saja yang di dalamnya terdapat adat & struktur sosial berbeda, contohnya dapat Anda lihat beberapa desa yang mempunyai warga yang terdiri dari seorang pemimpin & pengikut namun terdapat desa lainnya yang dihuni oleh warga tanpa ada perbedaan status.
Wisata Kuliner Khas Toraja
Saat menuju tana toraja ada banyak restoran & warung di sepanjang perjalanan. Lebih baik Anda membawa makanan sendiri saat berpergian. Menu makanan khas Toraja yang bisa Anda cicipi salah satunya adalah pakpiong ayam, sayur berbahan daun ubi yang di tumbuk, puding labu, sate keong & banyak menu makanan khas lainnya.
Pa’piong merupakan masakan tradisional khas Toraja yang dimasukkan ke dalam sebuah bambu yang berisi daging babi dengan tambahan daging kerbau & daging ikan mas. Dagingnya tidak dicampurkan satu dengan yang lainnya namun dicampur dengan sayur & bumbu. Sayurnya (utan bulunangko) ataupun sayur mayana yang terkadang memakai buah nangka muda ataupun batang pisang. Bumbu sayurnya dicampur dengan garam, daun bawang, jahe & cabe. Kadang-kadang juga daging babi, ikan mas, daging ayam ataupun daging kerbau ditambahkan juga darahnya dicampur baik daging yang telah di potong kecil, sayur & bumbu. Setelah semua bahan tersebut tercampur rata, kemudian dimasukkan ke dalam beberapa tabung bambu muda yang telah dipotong sepanjang ruasnya. Setalah itu, bambu ditutup dengan remasan daun pisang & dibakar langsung di atas sebuah perapian dengan kayu yang agak sulit untuk terbakar & dibentangkan melintang serta kedua ujungnya ditopang agar bisa menyandarkan bambu tersebut.
Ikan & daging babi juga biasa dimasak dengan memakai bumbu hitam keluwak, makanan tersebut dinamakan warga setempat dengan ‘pammasaran’. Ikan yang dimasak biasanya ikan mas & lele. Apabila memungkinkan cobalah juga tuak toraja. Ini merupakan sebuah minuman dengan kadar alko-hol 15% & terbuat dari fermentasi nira ataupun cairan manis dari bahan bunga pohon enau. Warna tuaknya adalah putih & rasanya agak manis. Baca juga: Pulau Selayar, Sepotong Surga Di Sulawesi.
Tidak lengkap juga jika Anda berkunjung ke Tana Toraja tanpa mencicipi kopi toraja. Kopi toraja ini merupakan salah satu minuman yang selalu dicari oleh tiap orang yang berwisata ke Toraja. Kopi Toraja sangat populer & telah mendunia di kalangan para pecinta kopi. Kopi toraja termasuk jenis kopi arabika yang tumbuhnya pada ketinggian 700 hingga 1.700 m dpl dengan suhunya rata-rata sekitar 16 – 20 °C dengan iklim keringnya selama tiga bulan berturut-turut per tahunnya.